cafepojok
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Ada Yang Memperhatikan Kita

Go down

Ada Yang Memperhatikan Kita Empty Ada Yang Memperhatikan Kita

Post  riamatagi Fri Jun 15, 2007 1:47 pm

Ada Yang Memperhatikan Kita

Seluruh penumpang di dalam bus merasa simpati melihat seorang wanita muda dg tongkatnya meraba-raba menaiki tangga bus. Dg tangannya yg lain dia meraba posisi di mana sopir berada, dan membayar ongkos bus. Lalu berjalan ke dalam bus mencari-cari bangku yg kosong dg tangannya. Setelah yakin bangku yg dirabanya kosong, dia duduk. Meletakkan tasnya di atas pangkuan, dan satu tangannya masih memegang tongkat.

Satu tahun sudah, Yasmin, wanita muda itu, mengalami buta. Suatu kecelakaan telah berlaku atasnya, dan
menghilangkan penglihatannya untuk
selama-lamanya. Dunia tiba-tiba saja menjadi gelap dan segala harapan dan cita-cita menjadi sirna. Dia
adalah wanita yg penuh dg ambisi menaklukan dunia, aktif di segala perkumpulan, baik di sekolah, rumah maupun di
linkungannya.

Tiba-tiba saja semuanya sirna, begitu
kecelakaan itu dialaminya. Kegelapan, frustrasi, dan rendah diri
tiba-tiba saja menyelimuti jiwanya.
Hilang sudah masa depan yg selama ini dicita-citakan. Merasa tak berguna dan tak ada seorangpun yg
sanggup menolongnya selalu membisiki
hatinya. "Bagaimana ini bisa terjadi padaku?" dia menangis. Hatinya protes, diliputi kemarahan
dan putus asa. Tapi, tak peduli sebanyak apa pun dia mengeluh dan menangis,
sebanyak apa pun dia protes, sebanyak
apapun dia berdo'a dan memohon, dia
harus tahu, penglihatannya tak akan
kembali.

Di antara frustrasi, depresi dan putus asa, dia masih beruntung, karena
mempunyai suami yg begitu penyayang dan setia, Burhan. Burhan adalah seorang
prajurit TNI biasa yg bekerja sebagai
security di sebuah perusahaan. Dia
mencintai Yasmin dg seluruh hatinya.
Ketika mengetahui Yasmin kehilangan penglihatan, rasa cintanya tidak berkurang. Justru perhatiannya
makin bertambah, ketika dilihatnya Yasmin tenggelam ke dalam jurang
keputus-asaan. Burhan ingin menolong mengembalikan rasa percaya diri Yasmin,
seperti ketika Yasmin belum menjadi buta. Burhan tahu, ini adalah perjuangan yg
tidak gampang.

Butuh extra waktu dan kesabaran yg tidak
sedikit.

Karena buta, Yasmin tidak bisa terus bekerja di
perusahaannya. Dia berhenti dg
terhormat. Burhan mendorongnya supaya belajar huruf Braile. Dg harapan, suatu
saat bisa berguna untuk masa depan. Tapi
bagaimana Yasmin bisa belajar? Sedangkan untuk pergi ke mana-mana saja
selalu diantar Burhan? Dunia ini begitu
gelap. Tak ada kesempatan sedikitpun untuk bisa melihat jalan.

Dulu, sebelum menjadi buta, dia memang biasa naik bus ke tempat
kerja dan ke mana saja sendirian. Tapi kini, ketika buta, apa
sanggup dia naik bus sendirian? Berjalan
sendirian? Pulang-pergi sendirian? Siapa yg akan melindunginya ketika
sendirian? Begitulah yg berkecamuk di dalam hati Yasmin yg putus asa.

Tapi Burhan membimbing jiwa Yasmin yg sedang
frustasi dg sabar. Dia merelakan dirinya
untuk mengantar Yasmin ke sekolah, di mana Yasmin musti belajar huruf Braile. Dg sabar Burhan
menuntun Yasmin menaiki bus kota menuju
sekolah yg dituju. Dg susah payah dan tertatih-tatih Yasmin melangkah bersama
tongkatnya. Sementara Burhan berada di sampingnya. Selesai mengantar Yasmin dia
menuju tempat dinas. Begitulah, selama berhari-hari dan berminggu-minggu Burhan
mengantar dan menjemput Yasmin. Lengkap
dg seragam dinas security.

Tapi lama-kelamaan Burhan sadar, tak mungkin
selamanya Yasmin harus diantar; pulang dan pergi. Bagaimanapun juga Yasmin
harus bisa mandiri, tak mungkin
selamanya mengandalkan dirinya. Sebab dia juga
punya pekerjaan yg harus dijalaninya. Dg hati-hati dia mengutarakan maksudnya, supaya Yasmin tak tersinggung dan
merasa dibuang. Sebab Yasmin,
bagaimanapun juga masih terpukul dg musibah yg dialaminya. Seperti yg diramalkan Burhan, Yasmin histeris
mendengar itu.Dia merasa dirinya kini benar-benar telah tercampakkan.
"Saya buta, tak bisa melihat!"
teriak Yasmin. "Bagaimana saya bisa
tahu saya ada di mana? Kamu telah
benar-benar meninggalkan saya."

Burhan hancur hatinya mendengar itu. Tapi dia
sadar apa yg musti dilakukan. Mau tak mau Yasmin musti terima. Musti mau
menjadi wanita yg mandiri. Burhan tak
melepas begitu saja Yasmin. Setiap pagi,
dia mengantar Yasmin menuju halte bus. Dan setelah dua minggu, Yasmin akhirnya
bisa berangkat sendiri ke halte.
Berjalan dg tongkatnya. Burhan menasehatinya agar mengandalkan indera pendengarannya, di manapun dia berada.
Setelah dirasanya yakin bahwa Yasmin bisa pergi sendiri, dg tenang Burhan pergi ke tempat dinas.

Sementara Yasmin merasa bersyukur bahwa selama
ini dia mempunyai suami yg begitu setia
dan sabar membimbingnya. Memang tak mungkin bagi Burhan untuk terus selalu
menemani setiap saat ke manapun dia pergi. Tak mungkin juga selalu diantar
ke tempatnya belajar, sebab Burhan juga
punya pekerjaan yg harus dilakoni.

Dan dia adalah wanita yg dulu, sebelum buta, tak pernah menyerah
pada tantangan dan wanita yg tak bisa diam saja. Kini dia harus menjadi Yasmin
yg dulu, yg tegar dan menyukai tantangan
dan suka bekerja dan belajar.

Hari-hari pun berlalu. Dan sudah beberapa
minggu Yasmin menjalani rutinitasnya belajar, dg mengendarai bus
kota sendirian. Suatu hari, ketika dia hendak turun dari bus, sopir bus
berkata, "saya sungguh iri padamu". Yasmin tidak yakin, kalau sopir
itu bicara padanya. "Anda bicara pada saya?"

" Ya", jawab sopir bus. "Saya
benar-benar iri padamu". Yasmin kebingungan, heran dan tak habis berpikir,
bagaimana bisa di dunia ini, seorang buta, wanita buta, yg berjalan
terseok-seok dg tongkatnya hanya sekedar mencari keberanian mengisi sisa hidupnya, membuat orang lain
merasa iri?

"Apa maksud anda?" Yasmin bertanya
penuh keheranan pada sopir itu.

"Kamu tahu," jawab sopir bus,
"Setiap pagi, sejak beberapa minggu
ini, seorang lelaki muda dg seragam militer selalu berdiri di
sebeang jalan. Dia memperhatikanmu dg harap-harap
cemas ketika kamu menuruni tangga bus.
Dan ketika kamu menyeberang jalan, dia perhatikan langkahmu dan bibirnya
tersenyum puas begitu kamu telah melewati jalan itu. Begitu kamu masuk gedung
sekolahmu, dia meniupkan ciumannya padamu, memberimu salut, dan pergi dari situ. Kamu sungguh wanita beruntung, ada
yg memperhatikan dan melindungimu".

Air mata bahagia mengalir di pipi Yasmin. Walaupun dia tidak melihat orang tsb, dia yakin dan merasakan kehadiran Burhan di sana. Dia merasa begitu beruntung, sangat beruntung, bahwa Burhan telah memberinya sesuatu yg lebih berharga dari penglihatan. Sebuah pemberian yg tak perlu untuk
dilihat; kasih sayang yg membawa cahaya, ketika dia berada dalam kegelapan.


---------------------------

Kita ibarat orang buta
Yg diperintahkan bekerja dan berusaha
Kita adalah orang buta
Yg diberi semangat untuk terus hidup dan bekerja
Kita tak bisa melihat Tuhan dan malaikat
Tapi Dia terus membimbing
Dia memompa semangat kita
Cemas dan khawatir dg langkah kita
Dan tersenyum puas
Melihat kita berhasil melewati ujian-NYA
------
riamatagi
riamatagi
.
.

Male
Jumlah posting : 649
Registration date : 27.04.07

Statistik
Point:
Ada Yang Memperhatikan Kita Left_bar_bleue20/100Ada Yang Memperhatikan Kita Empty_bar_bleue  (20/100)
Warning:
Ada Yang Memperhatikan Kita Left_bar_bleue0/0Ada Yang Memperhatikan Kita Empty_bar_bleue  (0/0)
Thank:
Ada Yang Memperhatikan Kita Left_bar_bleue100/1000Ada Yang Memperhatikan Kita Empty_bar_bleue  (100/1000)

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik