Nyi Roro Kidul, Apakah ada?
3 posters
cafepojok :: Cafe Pojok Community :: Hobby :: Supranatural
Halaman 1 dari 1
Nyi Roro Kidul, Apakah ada?
Siapakah sesungguhnya Kangjeng Ratu Kidul itu? Benarkah ada
dalam kesungguhannya, ataukah hanya dikenal dalam dongeng saja?
Pertanyaan ini pantas timbul, karena Kangjeng Ratu Kidul termasuk mahluk halus.
Hidupnya di alam limunan (gaib), dan sukar untuk dibuktikan dengan nyata.
Pada umumnya orang mengenalnya hanya dari tutur kata dan dari semua cerita atau
kata orang ini, orang itu, bila dikumpulkan akan menjadi seperti berikut:
Menurut cerita umum, Kangjeng Ratu Kidul pada masa mudanya bernama Dewi Retna
Suwida, seorang putri dari Pajajaran, anak Prabu Mundhingsari, dari istrinya
yang bernama Dewi Sarwedi, cucu Sang Hyang Suranadi, cicit Raja Siluman di
Sigaluh.
Sang putri melarikan diri dari keraton dan bertapa di gunung Kombang. Selama
bertapa ini sering nampak kekuatan gaibnya, dapat berganti rupa dari wanita
menjadi pria atau sebaliknya. Sang putri wadat (tidak bersuami) dan menjadi
ratu di antara mahluk halus seluruh pulau Jawa. Istananya di dasar samudera
Indonesia. Tidaklah mengherankan, karena sang putri memang mempunyai darah
keturunan dari mahluk halus.
Diceritakanlah selanjutnya, bahwa setelah menjadi ratu sang putri lalu mendapat
julukan Kangjeng Ratu Kidul Kencanasari. Ada juga sementara orang yang menyebut
Nyai Lara Kidul (di Keraton Surakarta sebutan Nyai Lara Kidul adalah untuk
patihnya, bukan untuk Kanjeng Ratu Kidul sendiri).
Malahan ada juga yang menyebutnya Nyira Kidul. Dan yang menyimpang lagi adalah:
Bok Lara Mas Ratu Kidul. Kata "Lara" berasal dari "Rara",
yang berarti perawan (tidak kawin).
Dikisahkan, bahwa Dewi Retna Suwida yang cantiknya tanpa tanding itu menderita
sakit budhug (lepra). Untuk mengobatinya harus mandi dan merendam diri di dalam
suatu telaga, di pinggir samudera.
Konon pada suatu hari, tatkala akan membersihkan muka sang putri melihat
bayangan mukanya di permukaan air. Terkejut karena melihat mukanya yang sudah
rusak, sang putri lalu terjun ke laut dan tidak kembali lagi ke daratan, dan
hilanglah sifat kemanusiaannya serta menjadi mahluk halus.
Cerita lain lagi menyebutkan bahwa sementara orang ada yang menamakannya
Kangjeng Ratu Angin-angin. Sepanjang penelitian yang pernah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa Kangjeng Ratu Kidul tidaklah hanya menjadi ratu mahluk halus
saja melainkan juga menjadi pujaan penduduk daerah pesisir pantai selatan,
mulai dari daerah Yogyakarta sampai dengan Banyuwangi.
Camat desa Paga menerangkan bahwa daerah pesisirnya mempunyai adat ber-sesaji
ke samudera selatan untuk Nyi Rara Kidul. Sesajinya diatur di dalam rumah kecil
yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut (sanggar). Juga pesisir selatan
Lumajang setiap tahun mengadakan korban kambing untuknya dan orang pun banyak
sekali yang datang.
Mr Welter, seorang warga Belanda yang dahulu menjadi Wakil Ketua Raad van
Indie, menerangkan bahwa tatkala ia masih menjadi kontrolir di Kepanjen, pernah
melihat upacara sesaji tahunan di Ngliyep, salah satu pesisir pantai selatan,
Jawa Timur, yang khusus diadakan untuk Nyai Lara Kidul. Ditunjukkannya gambar
(potret) sebuah rumah kecil dengan bilik di dalamnya berisi tempat peraduan
dengan sesaji punjungan untuk Nyai Lara Kidul.
Seorang Perwira ALRI yang sering mengadakan latihan di daerah Ngliyep
menerangkan bahwa di pulau kecil sebelah timur Ngliyep memang masih terdapat
sebuah rumah kecil, tetapi kosong saja sekarang. Apakah rumah ini yang terlukis
dalam gambar Tuan Welter, belumlah dapat dipastikan.
Pengalaman seorang kenalan dari Malang menyebutkan bahwa pada tahun 1955 pernah
ada serombongan orang-orang yang nenepi (pergi ke tempat-tempat sepi dan
keramat) di pulau karang kecil, sebelah timur Ngliyep.
Seorang di antara mereka adalah gurunya. Dengan cara tanpa busana mereka
bersemadi di situ. Apa yang kemudian terjadi ialah, bahwa sang guru mendapat
kemben, tanpa diketahui dari siapa asalnya. Yang dapat diceritakannya ialah
bahwa ia merasa melihat sebuah rumah emas yang lampunya bersinar-sinar terang
sekali.
Di Pacitan ada kepercayaan larangan untuk memakai pakaian berwama hijau gadung
(hijau lembayung), yang erat hubungannya dengan Nyai Lara Kidul. Bila ini
dilanggar orang akan mendapat bencana. Ini dibuktikan dengan terjadinya suatu
malapetaka yang menimpa suami-istri bangsa Belanda beserta dua orang anaknya.
Mereka bukan saja tidak percaya pada larangan tersebut, bahkan mengejek dan
mencemoohkan. Pergilah mereka ke pantai dengan berpakaian serba hijau.
Terjadilah sesuatu yang mengejutkan, karena tiba-tiba ombak besar datang dan
kembalinya ke laut sambil menyambar keempat orang Belanda tersebut.
Seorang dhalang di Blitar menceritakan bahwa di daerahnya sampai ke gunung
Kelud masih ditaati pantangan Kangjeng Ratu Kidul, ialah memakai baju hijau.
Tak ada seorang pun yang berani melanggarnya.
Sampai pada waktu akhir-akhir ini orang masih mengenal apa yang disebut
'lampor', yaitu suatu hal yang dipandang sebagai perjalanan Kangjeng Ratu
Kidul, yang naik kereta berkuda. Suaranya riuh sekali, gemerincing bunyi
genta-genta kecil dan suara angin meniup pun membuat suasana menjadi seram.
Orang lalu berteriak "Lampor! Lampor! Lampor!", sambil memukul-mukul
apa saja yang dapat dipukul, dengan maksud agar tidak ada pengiringnya yang
ketinggalan singgah di rumahnya, untuk mengganggu atau merasuki.
Menurut "penglihatan" seorang pemimpin Theosofi, bangsa Amerika,
Kangjeng Ratu Kidul bukan pria, bukan pula wanita. Dan dikatakannya, bahwa
Kangjeng Ratu Kidul dapat digolongkan sebagai Dewi Alam, dalam hal ini Dewi
Laut.
Kesimpulan mengenai Kangjeng Ratu Kidul ialah, bahwa adanya bukanlah hanya
dalam dongeng atau tahayul saja. Ini adalah hal yang nyata ada, tetapi yang
tidak termasuk dalam alam manusiawi, melainkan dalam alam limunan (alam mahluk
halus). Ia bukan di dalam alam kita, manusia biasa. Yang dapat menerobos
alamnya hanya manusia utama seperti Wong Agung Ngeksi Ganda saja, ialah yang
dapat menguasai kedua alam, baik alam manusia maupun alam mahluk halus. Dua
alam yang melambangkan suatu dwitunggal yang suci.
dalam kesungguhannya, ataukah hanya dikenal dalam dongeng saja?
Pertanyaan ini pantas timbul, karena Kangjeng Ratu Kidul termasuk mahluk halus.
Hidupnya di alam limunan (gaib), dan sukar untuk dibuktikan dengan nyata.
Pada umumnya orang mengenalnya hanya dari tutur kata dan dari semua cerita atau
kata orang ini, orang itu, bila dikumpulkan akan menjadi seperti berikut:
Menurut cerita umum, Kangjeng Ratu Kidul pada masa mudanya bernama Dewi Retna
Suwida, seorang putri dari Pajajaran, anak Prabu Mundhingsari, dari istrinya
yang bernama Dewi Sarwedi, cucu Sang Hyang Suranadi, cicit Raja Siluman di
Sigaluh.
Sang putri melarikan diri dari keraton dan bertapa di gunung Kombang. Selama
bertapa ini sering nampak kekuatan gaibnya, dapat berganti rupa dari wanita
menjadi pria atau sebaliknya. Sang putri wadat (tidak bersuami) dan menjadi
ratu di antara mahluk halus seluruh pulau Jawa. Istananya di dasar samudera
Indonesia. Tidaklah mengherankan, karena sang putri memang mempunyai darah
keturunan dari mahluk halus.
Diceritakanlah selanjutnya, bahwa setelah menjadi ratu sang putri lalu mendapat
julukan Kangjeng Ratu Kidul Kencanasari. Ada juga sementara orang yang menyebut
Nyai Lara Kidul (di Keraton Surakarta sebutan Nyai Lara Kidul adalah untuk
patihnya, bukan untuk Kanjeng Ratu Kidul sendiri).
Malahan ada juga yang menyebutnya Nyira Kidul. Dan yang menyimpang lagi adalah:
Bok Lara Mas Ratu Kidul. Kata "Lara" berasal dari "Rara",
yang berarti perawan (tidak kawin).
Dikisahkan, bahwa Dewi Retna Suwida yang cantiknya tanpa tanding itu menderita
sakit budhug (lepra). Untuk mengobatinya harus mandi dan merendam diri di dalam
suatu telaga, di pinggir samudera.
Konon pada suatu hari, tatkala akan membersihkan muka sang putri melihat
bayangan mukanya di permukaan air. Terkejut karena melihat mukanya yang sudah
rusak, sang putri lalu terjun ke laut dan tidak kembali lagi ke daratan, dan
hilanglah sifat kemanusiaannya serta menjadi mahluk halus.
Cerita lain lagi menyebutkan bahwa sementara orang ada yang menamakannya
Kangjeng Ratu Angin-angin. Sepanjang penelitian yang pernah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa Kangjeng Ratu Kidul tidaklah hanya menjadi ratu mahluk halus
saja melainkan juga menjadi pujaan penduduk daerah pesisir pantai selatan,
mulai dari daerah Yogyakarta sampai dengan Banyuwangi.
Camat desa Paga menerangkan bahwa daerah pesisirnya mempunyai adat ber-sesaji
ke samudera selatan untuk Nyi Rara Kidul. Sesajinya diatur di dalam rumah kecil
yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut (sanggar). Juga pesisir selatan
Lumajang setiap tahun mengadakan korban kambing untuknya dan orang pun banyak
sekali yang datang.
Mr Welter, seorang warga Belanda yang dahulu menjadi Wakil Ketua Raad van
Indie, menerangkan bahwa tatkala ia masih menjadi kontrolir di Kepanjen, pernah
melihat upacara sesaji tahunan di Ngliyep, salah satu pesisir pantai selatan,
Jawa Timur, yang khusus diadakan untuk Nyai Lara Kidul. Ditunjukkannya gambar
(potret) sebuah rumah kecil dengan bilik di dalamnya berisi tempat peraduan
dengan sesaji punjungan untuk Nyai Lara Kidul.
Seorang Perwira ALRI yang sering mengadakan latihan di daerah Ngliyep
menerangkan bahwa di pulau kecil sebelah timur Ngliyep memang masih terdapat
sebuah rumah kecil, tetapi kosong saja sekarang. Apakah rumah ini yang terlukis
dalam gambar Tuan Welter, belumlah dapat dipastikan.
Pengalaman seorang kenalan dari Malang menyebutkan bahwa pada tahun 1955 pernah
ada serombongan orang-orang yang nenepi (pergi ke tempat-tempat sepi dan
keramat) di pulau karang kecil, sebelah timur Ngliyep.
Seorang di antara mereka adalah gurunya. Dengan cara tanpa busana mereka
bersemadi di situ. Apa yang kemudian terjadi ialah, bahwa sang guru mendapat
kemben, tanpa diketahui dari siapa asalnya. Yang dapat diceritakannya ialah
bahwa ia merasa melihat sebuah rumah emas yang lampunya bersinar-sinar terang
sekali.
Di Pacitan ada kepercayaan larangan untuk memakai pakaian berwama hijau gadung
(hijau lembayung), yang erat hubungannya dengan Nyai Lara Kidul. Bila ini
dilanggar orang akan mendapat bencana. Ini dibuktikan dengan terjadinya suatu
malapetaka yang menimpa suami-istri bangsa Belanda beserta dua orang anaknya.
Mereka bukan saja tidak percaya pada larangan tersebut, bahkan mengejek dan
mencemoohkan. Pergilah mereka ke pantai dengan berpakaian serba hijau.
Terjadilah sesuatu yang mengejutkan, karena tiba-tiba ombak besar datang dan
kembalinya ke laut sambil menyambar keempat orang Belanda tersebut.
Seorang dhalang di Blitar menceritakan bahwa di daerahnya sampai ke gunung
Kelud masih ditaati pantangan Kangjeng Ratu Kidul, ialah memakai baju hijau.
Tak ada seorang pun yang berani melanggarnya.
Sampai pada waktu akhir-akhir ini orang masih mengenal apa yang disebut
'lampor', yaitu suatu hal yang dipandang sebagai perjalanan Kangjeng Ratu
Kidul, yang naik kereta berkuda. Suaranya riuh sekali, gemerincing bunyi
genta-genta kecil dan suara angin meniup pun membuat suasana menjadi seram.
Orang lalu berteriak "Lampor! Lampor! Lampor!", sambil memukul-mukul
apa saja yang dapat dipukul, dengan maksud agar tidak ada pengiringnya yang
ketinggalan singgah di rumahnya, untuk mengganggu atau merasuki.
Menurut "penglihatan" seorang pemimpin Theosofi, bangsa Amerika,
Kangjeng Ratu Kidul bukan pria, bukan pula wanita. Dan dikatakannya, bahwa
Kangjeng Ratu Kidul dapat digolongkan sebagai Dewi Alam, dalam hal ini Dewi
Laut.
Kesimpulan mengenai Kangjeng Ratu Kidul ialah, bahwa adanya bukanlah hanya
dalam dongeng atau tahayul saja. Ini adalah hal yang nyata ada, tetapi yang
tidak termasuk dalam alam manusiawi, melainkan dalam alam limunan (alam mahluk
halus). Ia bukan di dalam alam kita, manusia biasa. Yang dapat menerobos
alamnya hanya manusia utama seperti Wong Agung Ngeksi Ganda saja, ialah yang
dapat menguasai kedua alam, baik alam manusia maupun alam mahluk halus. Dua
alam yang melambangkan suatu dwitunggal yang suci.
rmf234- Peringatan I
-
Jumlah posting : 575
Age : 45
Lokasi : Jakarta
Registration date : 01.05.07
Statistik
Point:
(50/200)
Warning:
(9/10)
Thank:
(100/1000)
Re: Nyi Roro Kidul, Apakah ada?
aduh, gw gak bisa banyak kasih pendapat tentang keberadaan kangjeng Ratu Kidul ya mod.. yang jelas waktu gw bareng keluarga besar ke hotel Samudera Pacifik (kalo gak salah inget tuh nama hotel), gw ma beberapa tante gw ke kamarnya Kangjeng Ratu. disana auranya memang beda banget..banget..banget..beda. jadi gw agak speechless untuk kasih komen. pokoknya keyakinan akan keberadaan Kangjeng Ratu mungkin balik kepada orangnya masing2 mod. tul gak sih?
kalau menurut lo gimana mod?
kalau menurut lo gimana mod?
langit_langit7- .
-
Jumlah posting : 374
Lokasi : jakarta raya
Hobby : ngelurusin jari2 dikibod, wakakak..
Registration date : 06.05.07
Statistik
Point:
(30/100)
Warning:
(0/0)
Thank:
(0/0)
Re: Nyi Roro Kidul, Apakah ada?
kalo yang udah pernah aku denger sih, nyi roro kidul tuh sebangsa jin juga....
dia tuh tinggal di dasar laut....
dari cerita2 salah satu guru di smu ku sih, nyi roro kidul tuh gak jahat alias baek...
dia gak pernah minta sesajen atau apapun itu....
yang dia minta sih cuma kita menyembah hanya pada allah... itu aja...
but kalo detailnya sih cha gak tau...
abis belom pernah wawancara langsung....
mudah2an aja gak akan pernah ketemu ama nyi roro kidul....
dia tuh tinggal di dasar laut....
dari cerita2 salah satu guru di smu ku sih, nyi roro kidul tuh gak jahat alias baek...
dia gak pernah minta sesajen atau apapun itu....
yang dia minta sih cuma kita menyembah hanya pada allah... itu aja...
but kalo detailnya sih cha gak tau...
abis belom pernah wawancara langsung....
mudah2an aja gak akan pernah ketemu ama nyi roro kidul....
chacha- Senior member
-
Jumlah posting : 360
Lokasi : bandung..di tempat faforitku
Status : single dong....
Hobby : segala macem ok!
Registration date : 27.10.07
Statistik
Point:
(25/100)
Warning:
(0/0)
Thank:
(0/0)
cafepojok :: Cafe Pojok Community :: Hobby :: Supranatural
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik