The Titans yang dimotori oleh enam personil meresmikan 'Tita
Halaman 1 dari 1
The Titans yang dimotori oleh enam personil meresmikan 'Tita
Kehadiran film-film yang digarap oleh Miles Production yang didirikan pada tahun 2006 oleh Mira Lesmana, telah banyak menghadirkan beberapa film yang cukup bagus. Sehingga film-film dihadirkan dapat diterima, terkadang menjadi sebuah catatan untuk tidak dilupakan. Dan terkadang mendapat sebuah penghargaan.
Lihat saja ELIANA-ELIANA walau kurang mendapat sambutan di tanah air, namun film yang dibintangi Rachel Maryam ini sukses menyabet penghargaan untuk kategori Best Young Cinema dan Best Critics Cinema di ajang Festival Film Internasional Singapura pada April 2002 dan meraih predikat Special Mention untuk kategori penghargaan Dragons and Tigers for Young Cinema di ajang Festival Film Internasional Vancouver di Kanada, Oktober 2002.
Lihat juga film GIE, PETUALANGAN SHERINA, dan beberapa film lainnya. Ternyata dalam hal pelaksanaan untuk memunculkan ide pembuatan film ini disebabkan oleh sebuah kegelisahan. "Saya membuat film disebabkan oleh hadirnya rasa kegelisahan di diri saya. Ini yang membuat saya bertahan hingga kini," ungkap Mira Lesmana pada Minggu (16/12) di Hotel Madani, Medan.
Dijelaskan oleh wanita kelahiran Jakarta, 8 Agustus 1964 ini, film-film yang dihadirkan umumnya memiliki sebuah latar belakang yang timbul di masyarakat.
"Film ADA APA DENGAN CINTA, ini sebuah penggambaran fenomena remaja yang terjadi di masyarakat kisah percintaan anak muda, umumnya terjadi di kota-kota besar. SHERINA, film ini untuk persamaan gender agar tidak ada sebuah perbedaan. Jadi, film yang selalu saya buat akibat kegelisahan, dengan melihat bukti nyata yang terjadi di masyarakat," tutur Mira Lesmana.
Akibat kegelisahan ini Mira mampu bertahan hingga kini. "Walaupun saya membuat film dalam setahun sekali, tetapi film yang dibuat dapat bertahan serta dinikmati hingga sepanjang masa. Jadi sifatnya tidak monoton," tutur Mira.
Lantas saat ditanya tentang perkembangan film di Indonesia, istri aktor Mathias Muchus ini menilai sekarang pemerintah belum mendukung.
"Film di Indonesia sempat berjaya di era 60-an, tetapi di tahun 90-an sempat mati suri dan kini bangkit lagi. Tetapi dalam perkembangannya pemerintah tidak mendukung," tutur Mira. Ibunda dari Galih dan Kafka ini memiliki sebuah alasan, di mana pemerintah selalu ikut campur.
"Di Indonesia pihak pemerintah tidak mendukung penuh, selalu ikut campur tentunya hal ini yang mempersulit film kita maju. Jika di luar negeri pihak pemerintah sangat mendukung dan tidak ikut campur. Contoh di Korea seluruhnya diperhatikan demi perkembangan sebuah film dari sekolah film, hingga lokasinya pun ada. Tetapi di sini tidak seluruhnya harus dikontrol. Bukan mendukung ,tapi ikut campur. Lihat saja sekolah film masih ada di Jakarta," jelas Mira memberikan contoh. (romulo)
Lihat saja ELIANA-ELIANA walau kurang mendapat sambutan di tanah air, namun film yang dibintangi Rachel Maryam ini sukses menyabet penghargaan untuk kategori Best Young Cinema dan Best Critics Cinema di ajang Festival Film Internasional Singapura pada April 2002 dan meraih predikat Special Mention untuk kategori penghargaan Dragons and Tigers for Young Cinema di ajang Festival Film Internasional Vancouver di Kanada, Oktober 2002.
Lihat juga film GIE, PETUALANGAN SHERINA, dan beberapa film lainnya. Ternyata dalam hal pelaksanaan untuk memunculkan ide pembuatan film ini disebabkan oleh sebuah kegelisahan. "Saya membuat film disebabkan oleh hadirnya rasa kegelisahan di diri saya. Ini yang membuat saya bertahan hingga kini," ungkap Mira Lesmana pada Minggu (16/12) di Hotel Madani, Medan.
Dijelaskan oleh wanita kelahiran Jakarta, 8 Agustus 1964 ini, film-film yang dihadirkan umumnya memiliki sebuah latar belakang yang timbul di masyarakat.
"Film ADA APA DENGAN CINTA, ini sebuah penggambaran fenomena remaja yang terjadi di masyarakat kisah percintaan anak muda, umumnya terjadi di kota-kota besar. SHERINA, film ini untuk persamaan gender agar tidak ada sebuah perbedaan. Jadi, film yang selalu saya buat akibat kegelisahan, dengan melihat bukti nyata yang terjadi di masyarakat," tutur Mira Lesmana.
Akibat kegelisahan ini Mira mampu bertahan hingga kini. "Walaupun saya membuat film dalam setahun sekali, tetapi film yang dibuat dapat bertahan serta dinikmati hingga sepanjang masa. Jadi sifatnya tidak monoton," tutur Mira.
Lantas saat ditanya tentang perkembangan film di Indonesia, istri aktor Mathias Muchus ini menilai sekarang pemerintah belum mendukung.
"Film di Indonesia sempat berjaya di era 60-an, tetapi di tahun 90-an sempat mati suri dan kini bangkit lagi. Tetapi dalam perkembangannya pemerintah tidak mendukung," tutur Mira. Ibunda dari Galih dan Kafka ini memiliki sebuah alasan, di mana pemerintah selalu ikut campur.
"Di Indonesia pihak pemerintah tidak mendukung penuh, selalu ikut campur tentunya hal ini yang mempersulit film kita maju. Jika di luar negeri pihak pemerintah sangat mendukung dan tidak ikut campur. Contoh di Korea seluruhnya diperhatikan demi perkembangan sebuah film dari sekolah film, hingga lokasinya pun ada. Tetapi di sini tidak seluruhnya harus dikontrol. Bukan mendukung ,tapi ikut campur. Lihat saja sekolah film masih ada di Jakarta," jelas Mira memberikan contoh. (romulo)
langit_langit7- .
-
Jumlah posting : 374
Lokasi : jakarta raya
Hobby : ngelurusin jari2 dikibod, wakakak..
Registration date : 06.05.07
Statistik
Point:
(30/100)
Warning:
(0/0)
Thank:
(0/0)
Similar topics
» The Titans Resmikan Titanicious Jateng
» MEDAN HARI INI ( YG TERKINI )
» LIGA INGGRIS
» Gempa di Dompu (Jadi Enam Meninggal - 9jam yang lalu)
» MEDAN HARI INI ( YG TERKINI )
» LIGA INGGRIS
» Gempa di Dompu (Jadi Enam Meninggal - 9jam yang lalu)
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik