New Environment

hawa dingin begitu terasa, saat pertama kali menginjakkan kaki ke kota apel,Malang ini, cocok banget denganku karena daerahku di Sulawesi sama juga dengan bentangan gunung yang menjulang tinggi, sehingga hawanya begitu sejuk (jadi pengen pulang).

Tak terasa sudah dua bulan aku hijrah dari Surabaya setelah Drop-Out dari ITS dan dengan terpaksa terdampat di UMM Malang.

Aku jadi ingat saat ketemu PR 2, Dekan, Kajur, Sekjur Teknik Sipil ITS 2 bulan lalu, sampai menitikkan air mata, antara penyesalan, kekecewaan, rasa takut, dan bersalah. penyesalan ada karena selama ini aku malas kuliah, kecewa karena terasa tidak adil karena tahun-tahun sebelumnya selalu ada dispensasi, rasa takut karena,bagaimana dengan masa depanku nanti setelah di DO, dan yang paling penting rasa bersalah kepada orang tua yang telah menitipkan kepercayaan untuk belajar.

Terakhir aku dinasehati oleh Sekjurku untuk tetap tabah,karena jalan hidup seseorang tidak ada yang tau,kecuali Tuhan. Dia memberi motivasi agar aku tetap kuat, dan mencontohkan film The Last Samurai pada pertempuran terakhir mereka yang sangat patriotik dan pantang menyerah. Ada saat dimana kita harus pasrah, dan memohon kepada Tuhan yang terbaik untuk kita.

Baru dua bulan, sulit untuk dilupakan, jauh dari teman-teman. Kadang aku berpikir bahwa rencana Tuhan benar-benar luar biasa, seumur hidup aku selalu diberi kemudahan sejak kecil sampai mencapai titik nadirnya saat memasuki bangku perguruan tinggi. Di saat teman-teman yang lain berkutat dengan latihan soal-soal SPMB, aku dan teman sekelasku sudah dari sebulan sebelumnya dinyatakan lolos PMDK, begitu mudah. Namun karena begitu mudahnya itu, caraku mempertahankan peluang itu begitu kendor.
Itu sangat manusiawi namun tak dapat dibiarkan. Contoh kecil adalah uang yang kita dapatkan dari keringat sendiri dengan bersusah payah akan terasa berarti bagi kita dan kita akan cenderung untuk memanfaatkan untuk membeli hal-hal bermanfaat, jika dibandingkan apabila merupakan pemberian orang lain, itu sangat mudah kita belanjakan.


Satu ibrah yang dapat saya petik dari pengalamn pahit ini adalah janganlah terlalu yakin dengan angan-angan dan cita-cita hidup, jalanilah hidup apa adanya dengan tetap berjalan pada ketentuan alam dan sang Pencipta. Karena rencana Tuhan itu begitu unik, penuh misteri. Seumur hidup,sekalipun aku tak pernah membayangkan bisa hidup di kota kecil ini.


Sekarang yang tersisa dalam diriku hanyalah dua hal,iman dan raga. jiwaku telah melayang entah kemana, aku bagaikan robot yang berjalan di atas muka bumi. Aku tak peduli lagi dengan orang-orang di sekitarku, apapun yang mereka lakukan, apapun yang mereka katakan, apapun yang mereka inginkan, aku tak peduli, selama itu tidak menyentuh fisikku, aku akan berlalu.

Aku adalah materi yang telah berevolusi, bukan lagi diriku yang dulu, aku lahir kembali sebagai makhluk baru, karena kehendak Tuhan.

semoga kali ini tidak drop out lagi...

Alice wrote:semoga kali ini tidak drop out lagi...

ok...klo ga....ntar...."APA KATA DUNIA!!!???)

Tetap hadapi smuanya dengan kepala tegak, Bro..... DO bukan brarti kiamat kan... Mungkin itu yang terbaik. Karna kadang klo kita slalu brada di atas angin, kita bisa lupa diri, akhirnya yang timbul adalah congkak. Kejadian ini mungkin bikin lo kembali menjejakkan kaki ke bumi. Pokoe wish u all d' best lah