MEDAN HARI INI ( YG TERKINI )

Medan, (Analisa)

Terkait aksi PLN yang kembali melakukan pemadaman bergilir, sebanyak enam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jakarta yang bergabung dalam Komunitas Masyarakat Peduli Sumut (KMPSU) pekan ini akan melakukan aksi demo besar-besaran.

Demo ini akan membongkar tindak kecurangan yang dilakukan PT PLN. Alasan PT PLN yang selalu mengatakan sedang dilakukan perbaikan mesin dianggap hanya sebagai dalih PLN.

“Kami akan membuka semua penyimpangan dengan segala bukti yang kami miliki,” ujar koordinator lapangan sekaligus pemerhati listik Indonesia Edward Marpaung di Medan, Minggu (25/11).

Ia mengatakan bahwa seharusnya aksi tersebut dilakukan pada Kamis (22/11) lalu, namun karena saat itu situasi tidak memungkinkan maka pihaknya mengundurkan aksi tersebut Minggu berikutnya. “Jadi waktu yang kita pilih dalam Minggu ini, namun kita tidak bisa sebutkan waktunya, karena untuk menghindari intimidasi,” katanya.

Ia menjelaskan, aksi yang akan dilakukan pihaknya Minggu ini yakni ke kantor KPK, Kejagung, PT PLN Pusat dan Polri untuk mendesak instansi tersebut mengusut dugaan mark-up.

“Kita sudah rencanakan semuanya dengan matang,” imbuhnya. Dia juga mengatakan, setelah aksi di Jakarta, pihaknya juga akan melakukan aksi serupa Di Sumatera Utara. “Selanjutnya kita akan lakukan aksi serupa di Sumut,” ujarnya. (rel/maf

Medan, (Analisadaily.com)

Pengamat ekonomi Faisal Basri menyatakan sisa tahun 2007 hingga 2008 harga minyak mentah tampaknya masih tetap tinggi dan yang pa ling membebani industri.

“Jika harga minyak di pasar internasional terus melonjak, industri terancam,” ujarnya seusai menjadi pembicara pada seminar bertopik Indonesia Economic Outlook 2008 di Hotel Grand Angkasa Medan, Jumat (23/11).

Dia melihat dari sisi geopolitik, sebagian besar cadangan minyak dunia dikuasai OPEC yang kebanyakan di Timur Tengah.Justru itu kawasan itu sangat memengaruhi pasar minyak dunia.

“Spare capacity OPEC cuma sekitar 2 juta barrel/hari. Sedangkan pasar makin ketat, cadangan naik sangat tipis dan biaya meroket”, katanya pada kegiatan yang digelar Mark Plus Club.

Hal senada dlontarkan Taufik, Chief Executive Insight MarkPlus, kenaikan harga minyak mentah harap-harap cemas. Jika menembus harga 100 dollar/barrel sudah memasuki ke psikologis. Krisis ekonomi akan terjadi di seluruh dunia.

Namun Indonesia sendiri katanya tidak terjerambab seperti krisis 1997. Soalnya cadangan devisa cukup kuat sekitar 55 miliar dollar AS. Bahkan sumber pendapatan negara jauh beragam seperti crude palm oil atau CPO, karet, batubara dan komoditi ekspor lainnya dengan harga semakin tinggi pula.

“Kalaupun dilanda krisis, yang terjadi hanya di Pulau Jawa karena di sana banyak industri manufaktur dan di luar Jawa tidak terpengaruh. Kita melihat 2008, momentum bagus. Kita harus lebih bagus dari 2007. Thailand dan Vietnam tidak memiliki minyak, CPO, batubara tapi kenapa bisa maju dari kita,” kata Taufik.

Sementara itu pengamat ekonomi Vincent Wijaya yang dihubungi di tempat terpisah menyebutkan boleh jadi cadangan devisa Indonesia kuat mencapai 55 miliar dollar Amerika Serikat.

“Namun kita harus melihat utang luar negeri pemerintah dan swasta yang mencapai 143 miliar dollar.Itu belum lagi untuk keperluan impor 5 bulan membutuhkan dana 40 miliar dolar AS. Sedangkan 16 miliar dolar dari cadangan devisa tersebut merupakan uang panas atau hot money yang mengalir di bursa saham. Sewaktu-waktu investasi portofolio ini bisa keluar,” kata Vincent seraya mengakui kemampuan kita bertahan memang lebih baik dari saat krisis 1997.

Pertumbuhan

Tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia 2008, menurut Faisal Basri tahun depan paling kencang 6,3 persen.IMF sendiri memprediksikan 6,1 persen.Inflasi juga menjadi ancaman dan daya saing melorot terus.

Dia mencontohkan pertumbuhan ekonomi lebih dinikmati kelas menengah ke atas.Sedangkan pertumbuhan sektor industri mobil jauh lebih cepat sampai 40 persen tanpa ditopang oleh sektor riil. Ekspor 2008 juga tidak sekencang 2006 dan 2007.

“Ekonomi dunia sedang melorot. Kita memacukan hingga 6,8 persen. Tapi kenyataan banyak masalah tidak terselesaikan. Asumsi APBN ini keterlaluan,” ujar Faisal.

Vincent memprediksikan pertumbuhan ekonomi global ke depan menurun dan berdampak pada kinerja ekspor Indonesia. Sementara industri menghadapi masalah karena biaya produksi tinggi akibat kenaikan harga minyak

Dia mencontohkan pertumbuhan ekonomi 2007 didorong konsumsi sekitar 47 persen seperti kredit perumahan, mobil dan kartu kredit. Kredit modal kerja (jangka pendek) 35 persen dan selebihnya baru investasi.

“Ke depan, yang penting pertumbuhan ekonomi tidak dilihat dari angka. Tapi bagaimana mendorong pertumbuhan yang betul-betul berkualitas bukan kuantitas,” kata Vincent. (bay)

Medan, (Analisadaily.com)

Hujan deras yang melanda Kota Medan Sabtu malam mengakibatkan sungai Deli dan Babura meluap. Akibatnya, ribuan rumah warga yang berada di bantaran kedua sungai tersebut tergenang hingga satu meter lebih.

Pantauan Analisa di lapangan, Minggu, (25/11), warga di Jalan Diponegoro Lingkungan I, Kelurahan Padang Bulan dan Lingkungan V, Kampung Anggrung, Medan Polonia yang tinggal di bantaran sungai Babura terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi karena rumah mereka terendam banjir.

Meski air menggenangi Jalan Diponegoro, tapi anak-anak tetap bergembira, sedangkan orangtua mereka hanya mampu menatap sedih.

Suparmin (45) penduduk penduduk di lingkungan I Diponegoro mengaku debit air mulai naik sekira pukul 05.00-06.00 WIB. Ketinggiannya mencapai satu meter lebih. Ia mengaku banjir memang sudah sering melanda kawasan rumahnya.

Tapi, kali ini ketinggian air mencapai satu meter lebih. Akibatnya dia bersama keluarga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Suparmin baru kembali ke rumahnya sekira pukul 15.00 WIB, ketika air mulai surut.

Diceritakanya, Sabtu malam hujan curah hujan tinggi. Biasanya kalau hujan di kota nggak banjir. Tapi mungkin di hulu juga hujan sehingga airnya meluap dan kali ini debit airnya cukup tinggi,” ucapnya.

Dia berharap, pemerintah khususnya Pemko Medan memperhatikan kondisi masyarakat yang tinggal di bantara sungai. Paling tidak, sungai harus dikorek untuk mengurangi frekuensi banjir. “Kalau setiap hujan banjir warga rugi tidak karena bisa beraktivitas,”tuturnya.

Tak Ada bantuan

Selain di Jalan Diponegoro, puluhan rumah di Perumahan Pamen, Jalan Djamin Ginting, Lingkungan VII, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru juga terendam.

Warga terpaksa mengungi ke tempat lebih tinggi, sebagian warga yang rumahnya bertingkat memilih bertahan.

Mardi (43) penduduk setempat mengaku selama November hampir tiga kali banjir melanda pemukimannya. Akibatnya dia selalu was-was meninggalkan rumah.

“Tolonglah, kami diperhatikan, untuk makan siang saja kami kesulitan karena peralatan kami hanyut terbawa air,” keluhnya yang diamini ibu-ibu rumah tangga lainnya.

Ratusan warga lain mengaku setiap kali banjir datang, pemerintah tidak pernah memberi bantuan seperti bantuan logistik dan kesehatan. Seharusnya, pemerintah tanggap terhadap kondisi ini. “Kami heran, kenapa bantuan tak pernah datang setiap kali banjir,” ucap warga lain.

Di bantaran Sungai Deli, ribuan rumah warga juga terendam air seperti di lingkungan IV Kelurahan Kam pung Aur Kecamatan Medan Maimon.

Warga mengamankan barang-barang ke Jalan Suprapto. Anak-anak setempat memanfaatkan air banjir ini untuk menganyut dengan melompat dari jembatan.

“Kali ini banjir cukup besar bang,” ucap Rizki (15) penduduk Jalan Bahdur yang ikut terjun bersama teman-temannya. (maf/foto: said)


Teks Foto:
SELAMATKAN AYAM: Seorang anak laki-laki bersama keluarganya berusaha sekuat tenaga melintasi arus banjir yang menggenangi rumah mereka setinggi dada orang dewasa di di Perumahan Pamen, Jalan Djamin Ginting, Lingkungan VII, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Minggu (25/11).

[b]medan ari ni gmn kbarnya busyet dah...